POKOK KEMBOJA

Manfaat tanaman kemboja frangipani atau plumeria

Menurut Dymock (1885), kulit pohon kemboja mempunyai manfaat sebagai ubat penyembuh sakit perut, cirit birit dan menurunkan suhu badan. Di Persia, penduduk di sana mengunakannya sebagai penyembuh penyakit kencing nanah (gonore).
Hal itu diperkuat pula oleh Hayne (1927), yang menyebutkan, tanaman kemboja ini dipakai untuk mengubati haiwan ternakan dan kuda yang menderita sakit perut.
Sejumlah penduduk pulau di Filipina memanfaatkan kulit pohon kemboja sebagai ubat demam. Masyarakat Madura dan Jawa memanfaatkan tanaman ini sebagai penyembuh serangan busung air dan penyakit kencing nanah (gonore). Yang digunakan iaitu kulit pohonnya. Selain itu, getah yang dikeluarkannya dapat dimanfaatkan sebagai ubat sakit gigi. Malahan, sumber lain menyebutkan suku Indian menggunakannya sebagai ubat kulit.

Menurut hasil analisis Greshoff (1895), kulit pohon kemboja mengandung agoniadin, plumerida, kristallin glukisida yang tidak ditemukan pada getahnya. Racun yang dikandungnya mempunyai konsentrasi rendah.

Manfaat lain adalah, bunga kemboja digunakan sebagai ulaman. Segelintir masyarakat di Bali, Malaysia, India, dan daratan Cina sayur bunga kemboja ini merupakan menu yang digemari. Rasanya yang enak membuat mereka menjadikannya sebagai lauk dalam jamuan makan siang ataupun malam.

Jenis kemboja

Tidak sukar membezakan jenis tanaman ini. Tanaman kemboja dapat dibezakan secara visual, iaitu dari bunga yang dikeluarkannya. Misalnya jenis Red jasmine, warna kelopak bunganya merah, tanaman ini “berperawakan” pendek atau rendah. Nama lainnya adalah Plumeria rubra.

Sedangkan untuk jenis Plumeria alba, kelopak bunganya putih polos, banyak ditanam di kawasan perkuburan. 

Bunga kemboja yang berwarna merah muda dengan warna kuning pucat di tengah-tengahnya, disebut Plumeria hypoleuca. 

Selain itu, ada juga yang namanya mirip parfum asal Italia, Frangipani, mempunyai ciri, kelopak bunganya putih dan di bagian tengahnya kuning pucat, atau disebut juga Plumeria acutifolia.

Kemboja yang banyak tumbuh di halaman pagoda, candi, atau kawasan perkuburan mempunyai ciri berbunga kuning keemasan di bahagian pusatnya. Jenis ini disebut Plumeria acuminata. Masih banyak lagi jenis-jenis tanaman kemboja. 

Beberapa jenis di antaranya tumbuh di Amerika Latin, seperti Plumeria bicolor, yang tinggi pokoknya boleh mencapai 40 kaki.
 
Plumeria jamesonii, mempunyai tinggi pohon lebih kurang 1 meter dan bunga yang dikeluarkannya berwarna kuning dengan pinggiran atau tepian bunga berwana merah. Sedangkan jenis yang ditemukan di Peru, bunganya berwarna kuning dan dikelilingi oleh warna merah cerah, dengan pohon yang bisa mencapai 5 meter, disebut Plumeria tricolor.

Umumnya bunga kemboja menghasilkan aroma yang harum, tetapi ada juga yang sama sekali tidak berbau. Misalnya, jenis yang dapat tumbuh dengan tinggi sekira 2 meter. Tanaman kemboja jenis ini dinamakan Plumeria tuberculata.

Memperbanyak tanaman ini tidaklah sulit, selain dari bijinya, tanaman kemboja dapat dikembangbiakkan dengan cara stek batang. Hanya, perlu diperhatikan setelah dipotong, bekas potongannya mesti segera ditutup dengan zat penumbuh atau tanah yang bersih untuk menghambat keluarnya getah.

Penanaman boleh dilakukan dalam media pasir, yang dijaga kelembapannya dan diletakkan di tempat teduh. Asalkan cukup cahaya, air, dan tanahnya tidak terlalu kurus, maka tanaman ini akan tumbuh dengan baik. Namun, sebaiknya pokok kemboja ditanam pada tanah yang kurang pasir.



No comments:

Post a Comment